Admin Magang yang Keseringan Ngetik
Latar belakang tulisan bertele-tele kali ini, tidak terlalu penting sebenarnya, hanya untuk semakin mempertele-telakan saja. Sebagai seorang admin magang, salah satu pekerjaan tidak penting yang menjadi jawaban yang tidak saya tanggung adalah mencoba mencari cara untuk mengelola pekerjaan rutin. Akibatnya, banyak pekerjaan-pekerjaan teknis yang terundur, karena harus mempelajari urusan yang lebih tepat jika dikelola oleh manajemen, bukan admin magang seperti saya.
Dalam melakukan pekerjaan yang tidak wajib ini, tentu saja dibutuhkan alat-alat yang saya suka (bukan “tepat”). LaTex adalah salah satu alat favorit untuk membantu pengetikan sehari-hari.
Kenapa Suka LaTex?
Jika diceritakan, harus mundur kira-kira ketahun 2015. Zaman masih berusaha mendapatkan ijazah jurusan Teknik Komputer disalah satu kampus swasta (sampai tulisan ini dimuat masih belum lulus). Kurang beruntung dalam perekonomian, untuk mendukung perkuliahan, saya menggunakan netbook pinjaman dengan prosesor Intel Atom, HP Mini tipenya. Netbook dengan brand HP tersebut saya instalasi sistem operasi Arch Linux, yang dikustom untuk kebutuhan perkuliahan. Dengan spesifikasi mesin yang alakadarnya, menulis laporan atau tugas yang diketik menggunakan software pengolah kata seperti Libre Office dkk. terasa berat, “Biar Dilan aja”.
Dalam petualangan mencari cinta, eh…, mencari alat untuk mengetik, bersualah dengan LaTeX. Kompatibel dengan teks editor, walaupun perlu kustomisasi dibeberapa poin agar bisa digunakan oleh pengguna yang tidak terlalu pintar seperti saya, yang penting masalah terselesaikan.
Kenapa Masih Menggunakan LaTex?
Kenapa urusannya jadi sampai kesini, bikin semakin bertele-tele saja? Seperti yang sudah diceritakan di atas, itu tahun 2015. Ditahun 2020 saya sudah menggunakan laptop pinjaman dengan spesifikasi mesin yang lebih canggih. Lenovo ideapad 700-15ISK, mesin dengan prosesor core-i7 gen-6, ditanamkan keping RAM sebesar 12GB.
Dengan spesifikasi demikian, “Software” pengolah kata yang beredar dipasaran pasti bisa berjalan dengan mulus. Hanya saja, kebiasaan (buruk atau baik?) seseorang itu susah luntur. Akibatnya, walaupun tidak mahir, saya masih menggunakan LaTex untuk menyelesaikan pekerjaan pengetikan. “Nggak penting banget kan dibahas?"
Sering Lupa Diri
Ada momen-momen saat melakukan sesuatu, tanpa sadar jadi keterusan. Begitu juga dengan mengetik. Niat awalnya tidak ingin berpanjang-panjang setelah beberapa baris, lupa diri dan keterusan. Harus bolak-balik saat mengetik sebuah dokumen panjang menggunakan LaTex dalam Vim kadang terasa ribet. Ke-ribet-an ini memunculkan kebutuhan untuk mengelola tulisan dalam beberapa berkas. Karena itu mulailah saya melakukan pencarian tentang proyek LaTex dengan multi-file.
Setelah menemukan beberapa solusi di dunia maya, saya menyimpulkan solusi yang paling tepat untuk kebutuhan saya saat ini adalah menggunakan Subfiles. Alasannya, dari beberapa solusi, baru cara ini yang saya pahami lebih baik dibanding beberapa cara yang lain. Hiahiahiahiahiahia…
Cara Menggunakan LaTex Subfiles
Struktur Direktori Proyek
Contoh yang digunakan dalam tulisan ini adalah salah satu catatan kursus daring yang saya jalani.
Buat Dokumen Utama Proyek
Untuk menggunakan subfiles dalam LaTex, pertama buatlah sebuah dokumen dengan nama main.tex
. Dokumen ini akan menjadi dokumen induk seluruh proyek.
touch main.tex
Atau langsung sunting saja dengan teks editor:
nvim main.tex
Tambahkan paket subfiles pada preamble dokumen.
\usepackage{subfiles}
Jika menggunakan path tersendiri untuk gambar, maka konfigurasi juga graphicspath
yang megarah ke direktori tersebut. Misalnya nama direktorinya adalah img
\graphicspath{{img/}}
Untuk menyertakan dokumen subfiles ke dalam dokumen utama gunakan command \subfile
.
\begin{document}
\subfile{chapters/pengantar-iso-27001.tex}
\subfile{chapters/fase-perencanaan.tex}
\subfile{chapters/manajemen-risiko.tex}
\end{document}
Catatan: Sebenarnya tidak harus menggunakan ekstensi .tex
pada argumen subfile
, contoh di atas karena saya menggunakan tab completion pada editor teks yang lebih memudahkan dibanding harus mengetik sendiri nama berkas tanpa ekstensi.
Berkas Subfiles
Subfiles menggunakan struktur penulisan dokumen LaTex lengkap, artinya ada preamble, dan ada tubuh dokumen. Pada subfile digunakan sintaks documentclass
tersendiri, yang merujuk pada dokumen induk.
\documentclass[../main.tex]{subfiles}
Sedangkan untuk path gambar yang direktorinya sejajar dengan dokumen induk main.tex
digunakan command \subfix
\graphicspath{{\subfix{img/}}}
Jika strukturnya dituliskan secara lengkap:
% preamble
\document[../main.tex]{subfiles}
\graphicspath{{\subfix{img/}}}
% body
\begin{document}
% konten
\end{document}
Mission Accomplished! Demikian cara saya melakukan pembuatan dokumen LaTex multi-file. Seperti umumnya proyek LaTex, selalu ada pendekatan lain untuk sebuah permasalahan. Mungkin cara di atas tidaklah sempurna. “Tetapi hatiku memilikimu sepanjang umurku”, by Samsons. Hanya saja, untuk kasus yang saya alami pada proyek contoh, sudah memenuhi kebutuhan.