Emak yang Kurang Bertanggung Jawab
Beberapa minggu yang lalu, si Cmang sudah tidak terlihat bunting lagi. Saya tidak tahu dimana emak yang satu itu lahiran. Suara anak kucing juga tidak terdengar disekitaran gubug bahagia yang saya diami. Sempat kepikiran, kalo sampe si Cmang lahiran disembarang tempat anaknya bisa dibuang orang. Pengen nanya itu emak meong, tapi ya ndak mungkin dijawab. Sempat menjadi uneg-uneg selama beberapa minggu.
Seminggu yang lalu jeritan-jeritan keras terdengar dari lemari di bawah jemuran.Ahh.. ternyata disana rupanya… Sepertinya si Cmang udah mulai sering meninggalkan kitten-kitten unyu itu. Sesekali saya longok lokasinya, aman Cmang masih main kesitu. Semakin kesini, semakin sering dan semakin kencang jeritan-jeritan pasukan meong yang lahir di dekat jemuran itu, Cmang mulai jarang kelihatan, penghuni rumah utama mulai terasa terganggu sepertinya. Kemarin lusa, saat enak-enak tidur pagi menjelang siang, ane dikagetin suara nyaring melengking sampai terbangun. Para Cmang junior itu sudah pindah lokasi ke dalam gubug saya. Tidak lama, emak mereka datang, Cmang terlihat malas-malasan waktu didekati anak-anaknya. Saya pasang muka cemberut, sambil terus nyodorin anak-anaknya biar disusui, Cmang ogah-ogahan. Sampai akhirnya Cmang terpojok di dalam rak permanen tidak simetris di tengah gubug, tak ada jalan mundur Cmang pasrah, anak-anaknya berebutan menyusu. Saya segera siapkan kardus, dengan alas celana bekas untuk menambah nyaman. Cmang dan anak-anaknya seharian betah di kardus itu.
Kemarin, Cmang sama sekali tidak mau masuk kardus, terlihat santai sambil tidur-tiduran di atas kayu penyangga atap gubug; anak-anaknya menjerit keras. Sampai sore jeritan mereka tak juga digubris Cmang. Saya was-was, coba intip ke dalam kardus untuk memastikan kondisi anak-anak meong itu. Masih sehat, walau terlihat kelaparan; dari fisiknya kira-kira usia mereka sekitar 3 mingguan. Tanpa pikir panjang saya berangkat ke pet shop langganan. Cmang sepertinya sudah tidak berminat lagi merawat anak-anaknya.
Persiapan Perawatan
Berkendara naik motor tua, pelan tapi sampai tujuan. Dua orang mbak-mbak sedang asyik pilih-pilih belanjaan di pet shop. Menyisir rak-rak di pet shop saya mulai mengambil beberapa item:
- Susu formula Growsy 5 sachet.
- Wet food untuk kitten Life Cat 5 sachet.
- Botol dot 1 set.
Tidak banyak, sementara itu saja. Setelah membayar selembar uang merah tanpa kembalian, saya buru-buru menunggangi motor Honda Win tahun 97` itu untuk pulang.
Gubug kecil saya bagi dua. Meja yang biasanya jadi tempat bekerja jadi sekat antara ruang depan dan belakang, meja belajar jadi penyangga agar tidak roboh. Semakin susah saja untuk bermanuver di dalam gubug ini. Kardus tempat tidur bos-bos meong kecil itu sudah saya pindah ke ruang depan. Seluruh tempat makan milik bos meong besar di ruang belakang, mereka tak senang jika harus berbaur dengan anak-anak bau kencur. Litter box tetap di depan, tak muat lagi jika harus di belakang.
Pertempuran Pertama
Mensterilkan dot dan botolnya dengan air panas. Dilihat dari fisiknya, botol dot memiliki kapasitas maksimal 25ml, cocok dengan petunjuk penggunaan susu formula yang 1:5. Ingin rasanya mengikuti semua petunjuk dengan takaran berdasarkan usia dan berat badan anak kucing, apa daya tidak punya timbangan dan peralatan lengkap lainnya. Bisa dikatakan perawatan ini dilakukan dengan peralatan apa adanya.
Ini bukan kali pertama saya merawat kitten, nenek pasukan meong yang sekarang juga kucing hasil nyomot di jalan raya. Biasanya jika berjalan dengan baik, meong-meong kecil itu pasti akan berusaha menghisap dotnya sendiri. Kali ini saya kurang berhasil, ada sedikit pemaksaan agar mereka mau menyusu dari botol plastik ini. Tiga ekor kitten abu-abu dan satu oranye, ada yang hanya minum 2ml, ada yang 3ml, dan 5ml, tapi semuanya agak dipaksa. Tidak menyenangkan, baik bagi kitten-nya atau bagi saya yang memberikan susu.
Untuk mencoba apakah mereka sudah bisa makan sendiri, saya berikan satu sachet wet food hasilnya, mereka malah asyik main di dalam tempat makannya, bulu-bulu halus itu jadi menggumpal dipenuhi makanan basah. Pada akhirnya yang menghabiskan makanan itu malah para bos meong besar termasuk si Cmang yang sudah menelantarkan mereka. Sia-sia sampai dua sachet, hanya sedikit yang masuk perut para kitten. Setidaknya saya tahu mereka sudah bisa makan.
Pertempuran Kedua
Belajar dari kejadian sebelumnya, kali ini saya pinjam termos air panas si uni biar tidak sering-sering menyalakan kompor gas. Kali ini, wet food saya larutkan ke dalam susu formula. Lubang dot saya perbesar dengan gunting. Kitten saya bedong dengan handuk kecil, setelah doi kelihatan nyaman saya mulai memberikan susu yang dicampur wet food menggunakan dot. Awal-awal tetap dipaksa, setelah mulai terbiasa si kitten mencoba menghisap dotnya sendiri. Empat-empatnya seperti itu. Ada sedikit kegembiraan, walau repot, dan porsi minum mereka belum banyak, rata-rata 5ml saja. Belum seperti neneknya waktu kecil yang minum susunya bisa habis 15 – 30ml sekali minum.
Tingkat kematian anak kucing masih menyusu yang saya coba rawat sendiri cukup tinggi sebenarnya, walau sudah mencoba melakukan perawatan setelaten mungkin. Jadi sampai saat ini saya masih harap-harap cemas merawat kitten yang usianya sekitar tiga mingguan ini. Sebagai pelengkap, pemberian makan pada kitten usia rentan ini tidak boleh lalai, jadi untuk memberikan peringatan saya nyalakan alarm 6jam menggunakan mpv.
sleep 6h && mpv --no-video ~/Music/alarm.m4a
Semoga kitten-kitten ini bisa tetap sehat dan tumbuh jadi bos meong dewasa.